FIFA melalui sang Presiden, Sepp Blatter, tetap keukeuh memberikan kesempatan untuk Rusia menggelar Piala Dunia 2018, di tengah protes banyak pihak – terutama negara-negara Barat.
FIFA dianggap berisiko memancing konflik politik ke lapangan hijau, terkait masih panasnya konfrontasi di Ukraina Timur, antara pasukan Ukraina dengan milisi pro-Rusia.
Namun, Blatter memaparkan bahwa FIFA akan berupaya semaksimal mungkin untuk memisahkan Ukraina dengan tim Beruang Merah, agar tak satu grup dan berduel dalam satu lapangan, andai Ukraina lolos ke Piala Dunia.
Quote:
“Anda bisa memastikan akan hal itu (Rusia dan Ukraina dipisah),” tegas Blatter saat berkunjung ke Rusia, sebagaimana disadur 101GreatGoals, Rabu (29/10/2014). |
Lebih jauh, Blatter kemudian menanggapi adanya desakan pemboikotan Piala Dunia 2018 yang diterimanya dari salah satu anggota dari Amerika Utara.
“Pemboikotan takkan membuahkan apapun dan tak punya dampak positif. FIFA sepenuhnya mendukung Piala Dunia di Rusia. Saat kami menerima surat dari Amerika Utara, kami menjawab bahwa ini sepakbola. Kami yakin pada Rusia dan pemerintahnya,” lanjutnya.
Blatter kemudian mengacu pada Olimpiade Sochi beberapa waktu lalu, yang nyatanya tak terjadi hal yang negatif sepanjang perhelatan.
“Media massa harus membantu kami. Kami punya pengalaman serupa di masa lalu dengan Olimpiade Sochi. Selama dan setelah gelaran event musim dingin di sana, tak satu pun kata-kata buruk keluar soal event tersebut,” tambah Blatter lagi.
Quote:
“Rusia merupakan negara terbesar di dunia. Anda tahu, Rusia tengah
fokus pada dunia pers mereka. Sepakbola tak hanya bisa menyatukan Rusia,
tapi juga memperlihatkan pada seluruh dunia, bahwa sepakbola lebih kuat
dari pergerakan protes apapun,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar