Acara tersebut tepatnya digelar di kaki jembatan Suramadu sisi Madura, di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan.
Relawan yang mengatasnamakan Sekretariat Nasional (Seknas) tersebut mengisi tasyakuran dengan doa bersama. Sehabis doa bersama, relawan kemudian melarung kepala kera ke tengah laut. Larung kepala kera itu merupakan simbol membuang kesialan demokrasi.
Ahmad Ali Ridho, koordinator Seknas Jokowi Kabupaten Bangkalan, menuturkan, kepala kera yang dilarung itu merupakan simbol kesialan dalam demokrasi yang butuh dibuang jauh-jauh. Jokowi dan Jusuf Kalla selama memimpin Indonesia ke depan diharapkan terlindungi dari kesialan demokrasi.
"Selama 10 tahun perjalanan demokrasi di Indonesia, kami melihat ada pengganjalan, pembelotan, dan pengkhianatan. Mudah-mudahan Jokowi-JK selamat dari demokrasi semacam itu," ungkapnya.
Ali Ridho lebih lanjut menambahkan, pada awal kepemimpinan sebagai presiden, Jokowi sudah dihadapkan pada persoalan suksesi antara pilkada langsung dan tidak langsung. Jokowi diharapkan bisa menjadi ikon perubahan agar pilkada tetap digelar secara langsung, sesuatu yang diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Tasyakuran dan larung sesaji itu dihadiri beberapa ulama pondok pesantren se-Madura serta perwakilan Seknas Relawan Jokowi. Kegiatan itu digelar setelah mereka bersama-sama menonton prosesi pelantikan Jokowi-JK.