Perairan Indonesia sangat bernilai penting bagi banyak negara, sebagai salah satu chokepoint di dunia yang patut dijaga keamananannya. Jadi "wajar" mengapa Australia dan Amerika ingin agar kita membuka ALKI di Timur, itu salah satu akses utara-selatan yang cukup singkat, selain faktor-faktor intelijen lainnya. Misalnya, banyaknya pulau-pulau yang berserakan dari pulau We hingga Guam bahkan Vanuatu potensial dapat menjadi hidden submarine base. Subsnya bisa diisi siapa saja, RRC, Australia, Amerika, dan mungkin Indonesia.
Menarik jika dihubungkan dengan rencana Australia menambah/mengganti armada kaselnya dengan yang lebih besar dari Collins class dan berkemampuan menembakkan rudal. Petinggi militer Australia sendiri sudah menyatakan rencana pembaruan armada kaselnya itu untuk memonitor wilayah utara: Indonesia, Laut Cina Selatan, dan Melanesia. Belum lagi sokongan RRC dengan ide Poros Maritim kita.
Bahkan RRC menawarkan konsep Jalur Sutera Maritim pada Indonesia sejak Oktober 2014 lalu. Bahkan dalam pertemuan APEC kemarin, RRC gencar merayu Presiden Indonesia dengan konsep Jalur Sutera Maritim tersebut. Apa kepentingan RRC? Jelas dia ingin mengamankan String of Pearls yang membentang dari Afrika-TimurTengan hingga ke RRC. 30 persen suplai energi RRC melewati Selat Malaka, so wajar lah RRC menyokong ide Poros Maritim RI.
String of Pearls sendiri sebenarnya deretan military base Cina di Pakistan, Bangladesh, Myamar dan Pulau Hainan. Ini permainan geopolitik, maka pemerintah harus benar-benar cermat. Salah langkah sedikit saja, kita bisa digempur RRC juga blok Aglo-Saxon sekaligus. Persoalan chokepoint ini bisa menjadi isu internasional dan memancing kedatangan pasukan multinasional juga. Inget perang Terusan Suez antara Mesir dengan negara-negara Barat?
Quote:
RRC sendiri punya alternatif jika Selat Malaka ditutup. Ada 3 scenario SLOC (Sea Lines of Communication) Cina: 1. Kapal migas Cina melalui Selat Melaka 2. Jika Selat Melaka tutup, alternatif melalui Selat Sunda 3. Jika Selat Melaka dan Sunda tutup melalui Selat Lombok |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar