Energi Matahari Picu Badai Petir di Bumi



Energi yang terpancar dari matahari begitu besar sehingga bisa mempengaruhi kondisi cuaca di bumi. Kekuatan energi itu berlipat ganda ketika terjadi badai atau ledakan di permukaan matahari. Para peneliti asal Inggris menemukan bahwa aliran energi angin yang dilepaskan matahari bisa memicu fenomena badai petir di bumi.

Ketua tim peneliti dari Universitas Reading, Dr. Chris Scott, mengatakan sinar kosmik dan partikel kecil dari seluruh penjuru jagat raya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya ketika terjadi ledakan bintang. Energi luar biasa dari fenomena antariksa itu diperkirakan punya peran terhadap keberadaan petir di bumi.

Laporan riset yang dimuat dalam Environmental Research Letters, 15 Mei 2014, menyebutkan energi dengan kekuatan yang lebih rendah dari ledakan bintang dan partikel yang dihasilkan matahari juga bisa mempengaruhi petir. "Kami menemukan bukti gelombang energi angin matahari dengan kecepatan tinggi mampu meningkatkan jumlah petir," kata Scott. (Baca:Enam Badai Matahari Terbesar Dalam Sejarah)

Scott dan koleganya mengamati fenomena petir di wilayah Inggris bagian tengah. Mereka mempelajari data badai petir yang terjadi pada 2000-2005 yang terekam sistem deteksi petir milik Badan Meteorologi Inggris. Mereka juga mengambil data dari pesawat luar angkasa Advanced Composition Explorer (ACE) milik Badan Antariksa Amerika Serikat. Setiap gelombang angin matahari yang menghantam ACE biasanya berlanjut ke bumi.


Aliran energi angin matahari tersebut memiliki kecepatan yang beragam. Ketika matahari berotasi, aliran cepat bertemu dengan gelombang yang lebih lambat. Area yang menjadi tempat pertemuan tersebut mampu meningkatkan energi partikel angin matahari. Bumi pasti melewati area interaksi tersebut dan terjadi perubahan pada cuaca di ruang angkasa. Matahari berotasi setiap 27 hari dan pada masa itulah gelombang energi matahari dengan kekuatan yang lebih besar menerpa bumi.

Ketika bumi melewati aliran angin tersebut, partikel matahari yang terionisasi memiliki energi yang cukup untuk menembus lapisan magnetosfer bumi dan berinteraksi dengan atmosfer. Rata-rata terjadi sekitar 422 lecutan petir 40 hari setelah bumi melewati satu dari area yang dilalui gelombang angin besar itu. Sementara 40 hari sebelumnya hanya ada sekitar 321 ledakan petir. Puncak aktivitas petir muncul 12-18 hari setelah gelombang angin matahari muncul. (Baca:NASA Perlihatkan Foto Dashyatnya Badai Matahari)

Menurut Scott, energi partikel itu tidak cukup kuat untuk mencapai permukaan bumi dan terdeteksi di sana. Namun kekuatannya cukup untuk menyetrum atmosfer ketika tumbukan energi itu terjadi. "Hal itu mengubah muatan listrik di udara dan mempengaruhi jumlah atau intensitas kemunculan petir," kata Scott.
Rinaldi S Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar