Intervensi Amerika di Timur Tengah bertolak dari masa kemunculan Amerika, sebuah masa di mana pemikiran imperialisme terbentuk dalam benak para politikus dan boss-boss perusahaan di Amerika yang saling mendukung dan membutuhkan. Okupasi Timur Tengah sebagai sebuah kawasan yang kaya dengan sumber daya alam merupakan kunci bagi terwujudnya impian ini. Salah-satunya demi penguasaan bahan-bahan mentah yang nantinya untuk “menghidupi” industri dan, tentu saja, demi membiayai Amerika itu sendiri, selain demi memperkuat politik dan ekonomi.
Jadi, intervensi yang seringkali menggunakan kedok demokratisasi dan kebebasan tersebut hanya merupakan “cara” atau "modus operandi" untuk meraih target material: sumber daya alam dan minyak. Jika kita sejenak saja mereview dari sisi historis, serangan-serangan perang, pengeboman, pembunuhan massal dan seluruh intervensi dalam masalah Timur Tengah oleh Amerika atau negara-negara perantara, berkaitan dengan dekade yang sangat jauh. Setidak-tidaknya, politik Amerika yang menjelmakan dirinya sebagai imperialis (Ordo Novus Empirium/ sebagaimana kata ONE dalam mata uang dollar mereka), sesuai dengan simbol dan lambang Amerika itu sendiri, Elang Laut sang pemangsa yang rakus.
1920-1928
Keinginan Amerika untuk menguasai Timur Tengah telah membuat negara ini menekan Inggris untuk menandatangani sebuah kesepakatan bernama Kesepakatan Garis Merah. Berdasarkan kesepakatan ini, program perminyakan di kawasan berada di bawah pengawasan kedua negara ini, tanpa memberikan sedikitpun kesempatan bagi kekuatan lain untuk hadir di dalamnya.
1932-1934
Kompani-kompani minyak Amerika menemukan kilang-kilang munyak di Bahrain, Saudi Arabia dan Kuwait.
1944
Pemerintah Amerika Serikat memandang minyak Timur Tengah sebagai sebuah strategi kekayaan yang kuat dan merupakan salah satu sumber moneter dunia yang paling bisa diandalkan. Pada sepanjang negosiasi Amerika dan Inggris mengenai pengontrolan minyak kawasan, Rossefelt, Presiden Amerika mempersiapkan sebuah rencana bagi minyak Timur Tengah, kepada Inggris.Ia mengatakan, “Minyak Iran adalah milik Anda, sedangkan minyak Irak dan Kuwait akan kita bagi.Sementara itu, minyak Saudi Arabia adalah milik kami.” Pada tanggal 8 Agustus 1944 dilakukan penandatanganan minyak antara Inggris dan Amerika.
1948-1960
Ibu kota Barat menghasilkan 12,8 milyar dolar dari penggunaan minyak di Timur Tengah. Padahal investasi tetap keduanya hanya berjumlah total 1,3 milyar dolar.
1945-1955
Alih Kekuasaan dan Perang Bebas Nasional
1946
Harry Truman, Presiden Amerika mengabarkan penyerangan super bom ke Uni Soviet dan mengancam negara ini supaya segera keluar dari selatan Iran dan Azerbaijan.
November 1947
Amerika memberikan sebuah rencana kepada PBB untuk membagi Palestina kepada dua pemerintahan Israel dan Arab, dan Israel memiliki 54 persen dari tanah negara ini, sementara pada masa ini jumlah populasi Yahudi hanyalah 1,3 persen.
14 Mei 1948
Terjadi perang antara Israel, Mesir, Irak, Yordania dan Suriah yang bertolak dari keinginan Israel yang ingin mengerahkan kekuatannya dengan dibantu oleh Amerika, untuk mengeluarkan rakyat Palestina dari perbatasan.
Menurut laporan Information Kliring House, serangan Israel telah membuat 800 ribu warga Palestina terpaksa melarikan diri ke arah Lebanon, Yordania, Suriah dan Gaza. Israel berpencar pada 77 persen tanah Palestina, dan Amerika mengakui pemerintahan Yahudi sebagai sebuah pemerintahan yang resmi.
29 Maret 1949
CIA mendeklarasikan keinginannya untuk meruntuhkan pemerintah Suriah kemudian mendudukkan seorang diktator militer di negara ini.
1952
Amerika melakukan penyerangan ke negara Turki dan memperluas pangkalan militernya dan NATO di Timur Tengah.
1953
CIA terlibat dalam peristiwa jatuhnya pemerintahan Mishdaq di Iran, setelah itu Inggris mengembangkan keuntungan minyaknya di negara ini.
Syah Pahlavi menduduki tahta kerajaan, dan memulai program 25 tahun ke depan dalam melakukan penyiksaan, pembunuhan dan penahanan rakyat dengan dalih sanksi dan kejahatan politik.
1955
Amerika menempatkan sistem intelejensi yang kuat di Turki untuk mengawasi Rusia
1956-1958
Keruntuhan dan Perancangannya di Mesir, Irak, Yordania, Suriah, dan Lebanon
Juli 1956
Gamal Abdul Naseer, pemimpin Nasionalis Mesir mengambil persenjataan dari Uni Soviet, dan ini membuat Amerika mengkonsentrasikan kepentingannya di Aswan. Pada bulan Oktober, Inggris, Prancis dan Israel menyerang Mesir untuk mengambil kembali Kanal Suez. Presiden Amerika pada masa itu mengancam, jika Uni Soviet bergabung dengan Mesir, maka Amerika akan menyerang Uni Soviet dengan senjata atom, keberhasilan Amerika dalam memaksa Israel, Inggris dan Prancis untuk keluar dari Mesir, telah membuat Amerika mendeklarasikan keunggulannya di kawasan.
Oktober 1956
CIA merancang sebuah rencana untuk menjatuhkan pemerintahan kiti Suria, dan pada saat yang sama juga membuat rencana untuk menyerang Inggris, Prancis dan Israel.
9 Maret 1957
Kongres Amerika memutuskan program Izan Howard yang berdasarkan program ini Amerika memiliki izin untuk memutuskan diri melakukan intervensi politik dan militer pada setiap program yang berkaitan dengan keamanan bangsa-bangsa Timur Tengah.
April 1957
Setelah terjadi pergolakan anti pemerintah di Yordania, Amerika untuk keenam kalinya memasukkan kapal militernya ke perairan Mediterania untuk melakukan intervensi dengan urusan-urusan internal Lebanon. Pada tahun ini juga, CIA memberikan bayaran-bayaran rahasia kepada Raja Yordania selama satu tahun.
September 1957
Dalam menjawab kebijakan-kebijakan pemerintah Suriah Nasionalis dan para pendukung Uni Soviet, sekali lagi kapal militer Amerika memasuki kawasan perairan Mediterania dan mempersiapkan pasukannya di Yordania, Irak, Turki dan Saudi Arabia.
1958
Bergabungnya Suriah dan Mesir ke Uni Arab, runtuhnya kerajaan kedua Irak dukungan Amerika oleh militer nasionalis, dan pemberontakan rakyat anti Amerika di Lebanon, telah menyebabkan Amerika kembali mengirimkan 70 buah kapal militer lainnya untuk mengontrol kondisi di kawasan.
1957-1958
Rosevelt, Ketua intelejen CIA mempersiapkan paket kegagalan lain dalam menjatuhkan Nasher di Mesir. Pada masa ini media-media Suriah dan Mesir mengumumkan kegagalan rencana spionase di negera-negara ini untuk menjatuhkan Nasher.
1960
Amerika mengubah kebijakan, menjauh dari pemerintahan baru Irak dan bergabung dengan para pemberontak serta berusaha untuk meneror putra Abdulkarim Qasim karena bergabungnya Irak dengan Uni Soviet.
1963
Rezim Qasim di Irak digulingkan untuk mendudukkan Saddam Husain, dan Partai Ba’ath terbentuk dengan dukungan Amerika.
1966
Amerika menjual Persenjataan Atom dan Militer ke Israel.
Juni 1967
Israel dengan bantuan Amerika melakukan perang 6 hari dengan Palestina yang dimulai dari Gaza Timur dan Mesir.
17 September 1970
Dengan dukungan dari Amerika dan Israel, Yordania menyerang Palestina dengan menggunakan perlengkapan militer yang tercanggih, dan menyatakan kesiapannya untuk menyerang perbatasan-perbatasan Lebanon. Amerika mengancam Rusia dengan serangan atom. Dalam konflik ini 5 ribu warga Palestina tewas dan 20 ribu lainnya terluka. Pembantaian ini terkenal dengan julukan September Kelabu.
1973
Amerika memberikan bantuan militer darurat sejumlah dua milyar dolar kepada Israel untuk menyerang Mesir dan Suriah.
Rusia mengecam penyerangan Amerika ke Mesir dan melakukan latihan perang atom untuk menghancurkan serdadu Amerika.
1973-1975
Untuk memperkuat Iran, Amerika mendukung suku Kurdi Irak dan melemahkan penggabungannya dengan Rusia, saat Iran dan Irak bersatu, Amerika menyangkal dukungannya terhadap Kurdi dan menghalangi permintaan suaka Kurdi kepada Iran.
1979 – 1984
Amerika mentarget Yaman Selatan dengan serangan militernya.
Tergulingnya Syah Iran dan Serangan Rusia ke Afghanistan 1978
Dengan bangkitnya revolusi rakyat Iran menentang Syah, Amerika menekannya untuk menekan rakyat, seperti dengan melakukan pembantaian massal di bioskop Raks Obodon dan pembunuhan rakyat di Lapangan Zaleh Teheran
1979
Amerika gagal menyelamatkan Syah dan revolusi Islam Iran dengan kepemimpinan Ayatullah Khomeini mencapai kemenangannya yang menyebabkan Syah melarikan diri.
Jimmy Carter, Presiden Amerika menyatakan Teluk Persia sebagai kawasan utama untuk Amerika dan mengabarkan penyerangan militer untuk mengambil minyak.
Amerika memperkuat Mujahidin di Afghanistan dan selama sepuluh tahun sepakat untuk membantu persenjataan Raja Saudi Arabia dan Mujahidin dengan menghabiskan dana sebanyak 3 milyar dolar.
4 November 1979
Para pengikut Ayatullah Khomeini kepada Kedutaan Amerika mendesak dikembalikannya Syah Pahlavi ke Iran untuk diadili. 55 aktivis di Kedutaan Amerika dipenjara selama 444 hari.
1980
Amerika mempersiapkan persenjataan terbesar militer di kawasan dan memperkuat moneter negara-negara seperjanjian seperti Turki dan Saudi Arabia.
22 September 1980
Irak menyerang Iran dengan dukungan taktik Amerika. Dengan memberikan dukungan moneter dan militer kepada Irak ini Amerika terlibat dalam perang menentang Iran.
1981
Pemerintahan Reagen secara sembunyi-sembunyi mendorong sekutunya Israel, Korea Selatan dan Turki untuk mempersiapkan militernya menyerang Iran.
1982
Setelah mendapatkan konfirmasi dari Amerika, Israel menyerang Lebanon untuk menekan pasukan-pasukan anti Israel, anti Amerika dan Palestina. Selatan Lebanon hingga tahun 2000 menjadi tanah pendudukan Israel.
14 September 1982
Tercatatnya pembunuhan besar-besaran di Shibra dan Syatila, pendudukan barat Beirut dan tewasnya ribuan warga Palestina di Lebanon di tangan Israel.
1983
Amerika mengerahkan pasukannya ke Lebanon dengan dalih untuk menciptakan perdamaian.Akan tetapi, pada hakikatnya ingin mempertahankan kepentingannya.Namun, dengan hancurnya salah satu dari kapal Amerika, akhirnya pasukan militer ini mundur ke belakang.
CIA melakukan penteroran terhadap Ahmad Dalami, militer Maroko yang berupaya menentang pemerintahan kerajaan negara ini.
Musim Semi 1983
Amerika mentarget dan meledakkan dua buah pesawat milik Iran di perairan Teluk Persia.
1985-1986
Peluncuran sistem spionase baru dalam militer Amerika termasuk teknologi terbaru dalam rudal-rudal anti radar dan rudal-rudal rudal suara anti Iran. Kasus-kasus spionase Amerika anti Iran diungkap dalam surat kabar Asy-Syari’ah Lebanon.
1985
Amerika merancang teror untuk Syeikh Muhammad Syeikh Fadhlullah, pemimpin Syiah Lebanon, yang telah mengakibatkan tewasnya 80 orang.
1986
Saat sebuah bom di salah satu cafe di Berlin meledak dan dua orang Amerika tewas, Amerika menuduh Qadafi dan Libya sebagai dalangnya. Dalam penyerangan balas dendamnya, Amerika melakukan pengeboman udara dan penyerangan ke pangkalan-pangkalan militer Libya, dan mengakibatkan tewasnya 101 orang.
1987
Kapal-kapal militer Amerika memasuki Teluk Persia untuk mencegah pengiriman minyak Irak ke Iran. Amerika melakukan penyerangan ke sebuah pesawat Iran, sebuah peristiwa yang menewaskan 290 orang.
1988
Rezim Irak menyerang Kurdi dengan menggunakan bahan atom. Sejumlah pedesaan dirusak dengan buldozer, Amerika berdiri di samping Irak dalam aksi ini.
Juli 1988
Gencatan senjata antara Iran dan Irak. Lebih dari satu juta warga Irak dan Iran terbunuh.
1989
Pasukan terakhir Uni Soviet meninggalkan Afghanistan. Perang antara Amerika dan Rusia telah memporak porandakan Afghanistan, satu juta warga Afghanistan telah menjadi korban dalam peperangan ini, dan sepertiga penduduk negara ini telah menjadi pengungsi, sementara itu pasukan yang menjadi korban berjumlah 15 ribu personil.
Juli 1990
Duta Amerika di Irak bertemu dengan Saddam Husain dan ia mengancam untuk melakukan penyerangan melawan Kuwait karena persoalan perbatasan minya. Perang karena minyak telah memperburuk hubungan kedua negara ini.
Agustus 1990
Irak menyerang Kuwait. Amerika memasuki Teluk Persia dengan kebencian lamanya terhadap Rusia. Irak dituduh telah menghindar dari penyelesaian-penyelesaian diplomati, Amerika menerapkan sanksinya pada Irak dan bersiap-siap memasuki penyerangan atom kepada Irak.
16 Januari 1991
Setelah enam bulan melakukan penguatan militer, Amerika bersama para sekutunya memulai operasi Badai Sahara. Selama 42 hari penuh Amerika meluncurkan 88 ribu ton bom secara sistematik dari langit Irak. Instalasi listrik dan air di Irak, terputus.
22 Februari 1991
Para sekutu Irak menciptakan 100 jam perang di tanah Irak. Amerika menysup ke selatan Irak. Secara keseluruhan terdapat 100 ribu hingga 200 ribu warga Irak yang terbunuh.
Musim Semi 1991
Muslim Syiah di selatan dan Kurdi di utara bangkit untuk menentang pemerintahan Saddam Husain. Amerika tidak mendukung para pemberontak karena khawatir akan menemui kegagalan, namun pada hakikatnya memberikan ijin kepada pemerintah untuk menekan mereka dari udara.
1991
Irak keluar dari tanah Kuwait dan PBB memerintahkan gencatan senjata, akan tetapi Amerika dan Inggris tetap mendesak dilanjutkannya snksi-sanksi. Amerika melakukan pelarangan terbang di sebagian besar kawasan selatan dan utara Irak.
1991 hingga sekarang
Kehadiran pasukan Irak masih terus berlanjut di Irak. Jumlah personil pasukan yang ada di negara ini sekitar 17 hingga 22 ribu orang.
Maret 1992
Kementrian Pertahanan Amerika dengan bersandar pada penyerangan ke Rusia, mengeluarkan proyek baru dengan nama Tuntunan Rencana Pertahanan, “Tujuan akhir kami di Timur Tengah dan Asia Selatan adalah menetap dan memperkuat kekuasaan di luar negeri dan terjangkaunya perminyakan kawasan di tangan Amerika dan Barat.”
1993
Para politikus Amerika berkumpul di Oslo, Norwegia untuk merancang perdamaian antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina. Kesepakatan berasas pada keunggulan Amerika dan Israel. Bangsa Palestina hanya berhak terhadap sebagian kecil wilayah negara, sementara yang lainnya dikuasai ole Israel dan sama sekali tidak ada susunan rencana untuk 4 juta pengungsi Palestina.
1993
Serangan Udara Amerika ke Irak dengan Dalih Penyerangan dan Teror yang Gagal Terhadap Bush
1995
Dimulainya sansi-sansi perekonomian, bisnis dan minyak terhadap Iran sebagai kelanjutan sansi-sansi yang telah ada sebelumnya sejak kemenangan revolusi. Dengan dalih karena Iran tengah berupaya untuk meraih persenjataan atom.
1995
Turki menyerang Kurdi di selatan Irak dengan dukungan Amerika, penyerangan ini telah menewaskan 35 orang.
1998
Kongres Amerika menyatakan program pembebasan Irak dengan memberikan hadiah 100 juta dolar untuk menggulingkan Saddam Husain.
Agustus 1998
Setelah menyerang Kedutaan Amerika di Tanzania, Bush, Presiden Amerika, di Kenya memutuskan untuk menghancurkan Bin Laden dan mengirimkan 75 senjata militer berat ke Afghanistan.
Pada tahun ini juga, Amerika mengebom sebuah pabrik pembuat obat di Sudan, dengan dalih karena memproduksi bahan kimia, kemudian mengumumkan bahwa tindakannya ternyata salah.
16-19 September 1998
Dimulainya rencana penyerangan Amerika dan Inggris ke Irak dalam operasinya yang bernama Serigala Sahara, alasan dari operasi ini adalah ditemukannya persenjataan pemusnah massal biologi dan cemikal di negara ini. setiap hari Amerika dan Inggris melakukan pengeboman dan penyerangan udara.
Januari 2001
Kesepuluh tahun perang Amerika di Irak, dan sanksi-sanksi yang terus berlanjut. PBB mengabarkan kematian 28 ribu penduduk dan 4500 anak-anak dalam sepanjang tahun-tahun penyerangan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar